Pengamat Politik Demokrat Nilai Ganjar-Sandi Lebih Baik dari Prabowo-puan Karena Muda Adalah Kekuatan

Jakarta - Pasangan Ganjar-Sandi dinilai lebih aman dibanding Prabowo-Puan bila diusung PDIP-Gerindra jika berkoalisi di pilpres 2024. Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyebut, sikap partainya konsisten mendukung regenerasi kepemimpinan muda di pilpres 2024.

"Partai Demokrat konsisten berpandangan perlunya regenerasi pada puncak kepemimpinan nasional," kata Kamhar lewat keterangannya, Selasa (30/11).

Dia menambahkan, Demokrat tidak pernah kekurangan stok pemimpin yang handal dan berkualitas. Baik dari ketum parpol, anggota kabinet maupun kepala daerah yang terbilang muda.

"Banyak tokoh-tokoh yang terbilang muda dengan kemampuan di atas rata-rata yang akan membawa Indonesia maju dan mendunia. Muda adalah kekuatan," ujarnya.

Meski begitu, Demokrat menghormati kedaulatan tiap-tiap partai dalam mendukung atau mengusung jagoannya masing-masing. Termasuk nama pasangan calon yang nantinya akan diusung koalisi PDIP-Gerindra nantinya pada pilpres 2024.

Kamhar bilang, setiap partai memiliki pandangan dan kepentingan strategis masing-masing. Termasuk dalam merespon persoalan isu tua-muda, Jawa- luar Jawa dan sebagainya.

"Namun dibalik itu semua tentunya yang menjadi dasar sekaligus tujuan adalah elektabilitas. Mencari komposisi Paslon yang fading optimal potensi elektabilitasnya," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Criterion Politik Indonesia Adi Prayitno menilai, pasangan Ganjar-Sandiaga lebih aman diusung jika Gerindra dan PDIP berkoalisi di pilpres 2024. Menurutnya, opsi Prabowo-Puan belum mendapatkan respons kuat dari publik.

"Pada segi figur dua partai ini excess kader. Di PDIP ada Puan dan Ganjar. Di Gerindra ada Prabowo dan Sandi. Ibarat primary bola, tergantung PDIP-Gerindra mau pakai strategi apa. Kalau mau major aman, majukan duet Ganjar-Sandi tentu opsi bagus. Karena opsi Prabowo-Puan respon publik blm kuat," kata Adi lewat keterangannya, Senin (29/11).

Menurutnya, sejauh ini Gerindra-PDIP masih menjadi poros utama untuk Pilpres 2024. Partai existed bisa merapat ke koalisi tersebut.

"Sejauh ini PDIP-Gerindra masih jadih poros utama yang bisa menjadi magnet koalisi 2024. Baik secara partai dan figur. Dari segi partai PDIP-Gerindra masuk 3 besar dan dominan suaranya," terang Adi.

Adi menambahkan, pembicaraan PDIP-Gerindra sudah diprediksi pasti bakal berkoalisi. Dia hanya berharap, perjanjian batu tulis jilid II duet Mega-Prabowo di pilpres 2009 tidak terulang.

"Bicara PDIP dan Gerindra pastinya bicara koalisi 2024. Dan semoga tak ada perjanjian batu tulis jilid kedua," pungkasnya.

Sementara, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani berbicara mengenai kepentingan Partai Gerindra pada Pemilu 2024 di Provinsi Jawa Tengah. Dia mengatakan, Jawa Tengah adalah provinsi yang memiliki geopolitik yang khas.

Dia menilai, sejak Pemilu 1999 sampai 2019, PDIP selalu mendominasi Jateng sebagai pemenang pemilu. Berbeda dengan provinsi lainnya di Pulau Jawa yang selalu bergantian pemenangnya dalam setiap pemilu.

Untuk itu, Muzani meminta agar Partai Gerindra belajar dengan PDIP tentang cara mempertahankan kepercayaan rakyat seperti yang terjadi di Jawa Tengah.

Hal itu disampaikannya di Semarang, Minggu (28/11) saat peresmian kantor DPC Gerindra Kota Semarang yang juga dihadiri oleh pengurus DPD PDIP Jateng dan juga DPC PDIP Kota Semarang.

Termasuk sejumlah elite Partai Gerindra seperti Waketum Sugiono, Ketua OOK DPP Prasertyo Hadi, Ketua DPD Jateng Abdul Wachid, dan sejumlah DPR RI Gerindra dari dapil Jateng.

"Gerindra Jateng harus belajar dari bagaimana PDIP Jateng mengelola kepercayaan rakyat sehingga selalu menang dalam setiap pemilu. Kita pernah mengalami fase naik turun dalam hubungan dengan PDIP.

Kita pernah bekerjasama pada tahun 2009, lalu 2014 berpisah karena Gerindra oposisi. Dan kini kembali bersama dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Dan ke depan kita ingin bekerjasama lagi untuk membesarkan dan membangun Indonesia," kata Muzani.

Muzani mengatakan, secara geografis Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk sebesar 270 juta dan sekitar 17 ribu pulau. Tidak mungkin satu kekuatan bisa mengjangkau seluruhnya.

Itulah yang menyebabkan, kata dia, semua kekuatan politik harus bekerjasama membangun masa depan Indonesia dan menyatukan diri dalam satu kekuatan.

"PDIP dan Gerindra adalah kekuatan besar," imbuhnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketum PDIP Megawati Mengumpulkan DPC PDIP untuk Raih 20 Persen Pada Pemilu 2019

Partai PPP Minta Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Harus yang Berpengalaman di Infrastruktur

Ketua Umum Partai Gerindra Probowo Subianto Mengatakan Kepada Presiden Jokowi Untuk Dihiraukan Suara-suara yang Memperkeruh Keadaan