Dampak PPKM, Elektabilitas Golkar Menurun Akibat Penurunan Kepercayaan Publik Kepada Presiden
Jakarta - Elektabilitas Partai Golkar menurun berdasarkan survei Charta Politika
Indonesia. Golkar yang pada Pemilu 2019 mendapatkan kursi terbanyak
kedua, kini elektabilitasnya hanya 6,6 persen. Turun dari survei
sebelumnya di angka 7,8 persen.
Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzily, mengatakan survei tersebut
dilakukan pada saat PPKM Darurat. Pengetatan aktivitas publik
menyebabkan ekonomi masyarakat terganggu sehingga terjadi penurunan
kepercayaan publik terhadap Presiden Joko Widodo.
Oleh karena itu, penurunan kepercayaan publik ini berdampak terhadap
partai-partai yang diasosiasikan sebagai pendukung pemerintah.
Elektabilitasnya partai ini turun dalam survei, termasuk Golkar.
"Survei Charta Politika dilakukan pada saat PPKM Darurat. Banyak
pengetatan aktivitas publik yang menyebabkan ekonomi terganggu, sehingga
Charta mencatat penurunan kepercayaan publik terhadap Presiden
Jokowi,"ujar Ace kepada wartawan, Jumat (13/8).
"Partai-partai yang selama ini diasosiasikan sebagai pendukung kuat
pemerintah ikut terkena imbasnya. Buktinya, menurut Charta Politika
bukan hanya Golkar yang turun, tapi PDI Perjuangan dan NasDem juga
turun," jelasnya.
Menurut Ace, dinamika elektoral tersebut wajar terjadi. Jika pemerintah
melonggarkan PPKM seiring turunnya kasus Covid-19, maka kepercayaan
publik terhadap Presiden Jokowi meningkat. Termasuk pada elektabilitas
Golkar sebagai pendukung utama pemerintah.
"Dinamika elektoral ini wajar terjadi. Jika survei dilakukan sekarang
ketika pemerintah mulai melonggarkan aktivitas bagi ekonomi rakyat
seiring dengan penurunan kasus positif COVID, saya yakin kepercayaan
terhadap Presiden akan kembali meningkat. Dan Partai Golkar sebagai
pendukung utama pemerintah akan kembali meningkat
elektabilitasnya,"ujarnya.
Komentar
Posting Komentar